Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif
Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk menghubungkan fakta atau gagasan-gagasan yang ada sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Penalaran merupakan proses yang penting dalam kegiatan menulis, membaca, dan menyimak. Penalaran sangat dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan. Penalaran yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Sebaliknya, penalaran yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Proses ini akan sangat mempengaruhi ketersampaian pesan atau gagasan yang ada di dalam wacana. Kemampuan seseorang dalam menyerap informasi atau pesan yang ada dalam wacana sangat bergantung pada penalarannya. Jika ia memiliki kemampuan menalar yang baik, maka akan sangat mudah baginya untuk merumuskan kesimpulan. Pada pembahasan sebelumnya telah dipelajari dua teknik merumuskan kesimpulan yaitu teknik deduksi dan teknik induksi. Pada kesempatan ini, kita akan membahas lebih lanjut kedua teknik tersebut sebagai jenis penalaran dan beberapa alternatif dari masing-masing penalaran tersebut.

Agar kalimat yang disampaikan sesuai dengan nalar, tentu penulis atau pembicara harus memiliki penalaran yang baik dalam mengembangkan kalimat di setiap paragraf atau pembicaraannya. Terdapat dua jenis penalaran yang umum digunakan, yaitu:
1. Penalaran deduksi
2. Penalaran induksi
Silogisme adalah penalaran deduksi yang dilakukan secara tidak langsung. Pada penalaran silogisme dibutuhkan dua premis yaitu premis umum dan premis khusus. Premis adalah gagasan atau hal yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan. Berdasarkan kedua premis itulah dirumuskan kesimpulan.
Contoh Silogisme
#2 Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi yang dilakukan secara langsung. Pada penalaran entimen, kesimpulan dirumuskan hanya berdasarkan satu premis. Karena itu, entimen merupakan penalaran silogisme yang diperpendek.
Contoh Entimen
1. Kambing disebut herbivora karena hanya memakan tumbuh-tumbuhan.
2. Rani wajib memakai seragam putih abu-abu karena ia murid SMA
#1 Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induksi yang dilakukan dengan cara menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri tertentu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran ini umum digunakan dalam mengembangkan paragraf induksi.
Contoh Generalisasi
#2 Analogi
Analogi adalah penalaran induksi dengan cara membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan. Selanjutnya dirumuskan kesimpulan berdasarkan kesamaan tersebut.
Contoh Analogi
#3 Hubungan Kausal
Hubungan kausalitas adalah penalaran yang diperoleh dari peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Penalaran kausal dapat dilakukan dengan pola pengembangan paragraf sebab-akibat atau pola akibat-sebab.
Contoh Sebab-Akibat
Contoh Akibat-Sebab

Jenis-jenis Penalaran
Agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca atau pendengar, maka seorang penulis atau pembicara harus menggunakan kalimat yang komunikatif. Salah satu syarat agar kalimat disebut komunikatif adalah kalimat itu harus sesuai dengan nalar.Agar kalimat yang disampaikan sesuai dengan nalar, tentu penulis atau pembicara harus memiliki penalaran yang baik dalam mengembangkan kalimat di setiap paragraf atau pembicaraannya. Terdapat dua jenis penalaran yang umum digunakan, yaitu:
Baca Juga
2. Penalaran induksi
Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang dilakukan terhadap gagasan, data, atau fakta umum ke dalam simpulan yang khusus. Berdasarkan caranya, penalaran deduksi dibagi menjadi dua yaitu silogisme dan entimen.#1 Silogisme
Silogisme adalah penalaran deduksi yang dilakukan secara tidak langsung. Pada penalaran silogisme dibutuhkan dua premis yaitu premis umum dan premis khusus. Premis adalah gagasan atau hal yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan. Berdasarkan kedua premis itulah dirumuskan kesimpulan.
Contoh Silogisme
Premis umum : | Hewan yang hanya memakan tumbuh-tumbuhan disebut herbivora |
Premis khusus : | Kambing hanya memakan tumbuh-tumbuhan |
Kesimpulan : | Kambing disebut herbivora |
Premis umum : | Semua murid sekolah menengah atas wajib memakai seragam putih abu-abu |
Premis khusus : | Rani adalah murid sekolah menengah atas |
Kesimpulan : | Rani wajib memakai seragam putih abu-abu |
#2 Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi yang dilakukan secara langsung. Pada penalaran entimen, kesimpulan dirumuskan hanya berdasarkan satu premis. Karena itu, entimen merupakan penalaran silogisme yang diperpendek.
Contoh Entimen
1. Kambing disebut herbivora karena hanya memakan tumbuh-tumbuhan.
2. Rani wajib memakai seragam putih abu-abu karena ia murid SMA
Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang dilakukan terhadap gagasan-gagasan atau peristiwa khusus yang kemudian dihubungkan melalui ciri umum untuk merumuskan sebuah simpulan yang mencakup semua gagasan tersebut. Penalaran induksi dapat dilakukan dengan generalisasi, analogi, dan hubungan kausalitas.#1 Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induksi yang dilakukan dengan cara menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri tertentu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran ini umum digunakan dalam mengembangkan paragraf induksi.
Contoh Generalisasi
Pernyataan 1 : | Jika dipanaskan, besi akan memuai |
Pernyataan 2 : | Jika dipanaskan, emas akan memuai |
Pernyataan 3 : | Jika dipanaskan, tembaga akan memuai |
Kesimpulan : | Jika dipanaskan, semua logam akan memuai |
Pernyataan 1 : | Jika dibakar, botol plastik akan meleleh |
Pernyataan 2 : | Jika dibakar, tas plastik akan meleleh |
Pernyataan 3 : | Jika dibakar, cangkir plastik akan meleleh |
Kesimpulan : | Jika dibakar, benda yang terbuat dari palstik akan meleleh |
#2 Analogi
Analogi adalah penalaran induksi dengan cara membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan. Selanjutnya dirumuskan kesimpulan berdasarkan kesamaan tersebut.
Contoh Analogi
Pernyataan 1 : | Rani rajin pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. |
Pernyataan 2 : | Dian senang mengunjungi toko buku untuk membeli buku bacaan. |
Kesimpulan : | Sama seperti Rani, Dian juga rajin membaca buku. |
#3 Hubungan Kausal
Hubungan kausalitas adalah penalaran yang diperoleh dari peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Penalaran kausal dapat dilakukan dengan pola pengembangan paragraf sebab-akibat atau pola akibat-sebab.
Contoh Sebab-Akibat
Sebab : | David malas belajar dan sering bolos sekolah |
Akibat : | David tidak naik kelas |
Kesimpulan : | Karena malas belajar dan sering bolos sekolah, David tidak naik kelas. |
Contoh Akibat-Sebab
Akibat : | Katty Perry membatalkan konsernya |
Sebab : | Isu teroris dan pencekalan |
Kesimpulan : | Katty Perry membatalkan konsernya karena isu teroris dan pencekalan. |
Tags:
basindo