Contoh Soal Analisis Bahasa Teks Cerita Sejarah
Contoh Soal Analisis Bahasa Teks Cerita Sejarah - Frasa di antaranya terdiri atas frasa nomina dan verba. Sesuai namanya, frasa nomina merupakan kelas kata nomina yang diperluas, seperti: gadis cantik, rumah megah, ruang tidur, kantor berita, dan lain-lain. Berdasarkan fungsinya, frasa nomina terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Frasa nomina modifikatif, yaitu gabungan kata yang bersifat membatasi atau menerangkan unsur utamanya. Misalnya: rumah mewah (rumah yang mewah, bukan rumah yang kecil), ketua kelompok, dan uang receh.
b. Frasa nomina koordinatif, yaitu gabungan kata yang memiliki kedudukan setara dan tidak saling menerangkan. Salah satu cirinya, gabungan kata tersebut dapat dihubungkan dengan konjungsi dan/atau. Misalnya: sandang (dan) pangan, hak kewajiban, dan lahir batin.
c. Frasa nomina apositif, yaitu gabungan kata yang berfungsi sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan pada kata atau frasa tertentu. Misalnya: Arman, teman adikku, datang ke rumah tadi pagi. Frasa teman adikku menerangkan kata Arman.
Sama halnya dengan frasa nomina, frasa verba juga terbagi menjadi tiga jenis berikut.
a. Frasa verba modifikatif, seperti: Ibu bekerja keras untuk membahagiakan anaknya.
b. Frasa verba koordinatif, seperti: Premanisme merusak dan menghancurkan nilai-nilai luhur Pancasila.
c. Frasa verva apositif, seperti: Bisnis yang dijalankannya, berdagang pakaian secara daring, semakin sukses saat ini.
2. Konjungsi Temporal
Dalam teks cerita sejarah biasanya digunakan konjungsi temporal. Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang menyatakan urutan tindakan atau waktu yang biasanya ada dalam teks cerita sejarah. Konjungsi temporal terdiri atas dua bagian, yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat.
Konjungsi temporal sederajat yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur dalam kalimat yang sederajat atau setara. Konjungsi ini biasanya digunakan dalam kalimat majemuk setara. Konjungsi temporal sederajat di antaranya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, dan sebelumnya. Misalnya: Jepang menyerah kepada sekutu, kemudian meninggalkan koloninya satu per satu.
Adapun konjungsi temporal tidak sederajat yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur dalam kalimat yang tidak sederajat atau setara. Konjungsi ini biasanya digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi temporal tidak sederajat di antaranya adalah apabila, jika, bilamana, hingga, ketika, saat, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, seraya, dan tatkala. Misalnya: Perang dingin terjadi setelah perang dunia II berakhir.
3. Nominalisasi
Nominalisasi adalah pembentukan nomina dari kelas kata lain dengan menggunakan afiks (imbuhan) tertentu. Pembentukan nomina tersebut dapat berasal dari kelas kata verba, adjektiva, atau nomina lainnya. Teks cerita sejarah merupakan jenis teks penceritaan ulang (rekon/recount). Dalam teks penceritaan ulang seringkali ditemukan nomina yang merupakan hasil nominalisasi. Pemberian imbuhan terhadap kata yang mengalami nominalisasi disebut dengan afiksasi. Afiksasi yang sering terjadi dalam nominalisasi antara lain sebagai berikut:
a. Sufiks –an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -tur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi, -isida, -ita, -or, dan –tas.
Contoh: bacaan (baca+an), manisan (manis+an), sosialisasi (sosial+isasi), dan kritikus (kritik+us).
b. Prefiks ke-, pe-, dan se-.
Contoh: ketua (ke+tua), pedagang (pe+dagang), dan sekelas (se+kelas).
c. Konfiks ke-an, pe-an, dan per-an.
Contoh: pengaturan (pe+atur+an), pertunjukan (per+atur+an), dan kekayaan (ke+kaya+an).
d. Infiks –el- dan –er-.
Contoh: gelembung (gembung+el), telunjuk (tunjuk+el), dan jemari (jari+em).
e. Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pember-an, pemer-an, penye-an, perse-an, dan perseke-an.
Contoh: keberhasilan (keber+hasil+an), keterlibatan (keter+libat+an), dan penyesuaian (penye+suai+an)
a. Frasa nomina modifikatif, yaitu gabungan kata yang bersifat membatasi atau menerangkan unsur utamanya. Misalnya: rumah mewah (rumah yang mewah, bukan rumah yang kecil), ketua kelompok, dan uang receh.
b. Frasa nomina koordinatif, yaitu gabungan kata yang memiliki kedudukan setara dan tidak saling menerangkan. Salah satu cirinya, gabungan kata tersebut dapat dihubungkan dengan konjungsi dan/atau. Misalnya: sandang (dan) pangan, hak kewajiban, dan lahir batin.
c. Frasa nomina apositif, yaitu gabungan kata yang berfungsi sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan pada kata atau frasa tertentu. Misalnya: Arman, teman adikku, datang ke rumah tadi pagi. Frasa teman adikku menerangkan kata Arman.
Sama halnya dengan frasa nomina, frasa verba juga terbagi menjadi tiga jenis berikut.
a. Frasa verba modifikatif, seperti: Ibu bekerja keras untuk membahagiakan anaknya.
b. Frasa verba koordinatif, seperti: Premanisme merusak dan menghancurkan nilai-nilai luhur Pancasila.
c. Frasa verva apositif, seperti: Bisnis yang dijalankannya, berdagang pakaian secara daring, semakin sukses saat ini.
2. Konjungsi Temporal
Dalam teks cerita sejarah biasanya digunakan konjungsi temporal. Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang menyatakan urutan tindakan atau waktu yang biasanya ada dalam teks cerita sejarah. Konjungsi temporal terdiri atas dua bagian, yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat.
Konjungsi temporal sederajat yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur dalam kalimat yang sederajat atau setara. Konjungsi ini biasanya digunakan dalam kalimat majemuk setara. Konjungsi temporal sederajat di antaranya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, dan sebelumnya. Misalnya: Jepang menyerah kepada sekutu, kemudian meninggalkan koloninya satu per satu.
Adapun konjungsi temporal tidak sederajat yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur dalam kalimat yang tidak sederajat atau setara. Konjungsi ini biasanya digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi temporal tidak sederajat di antaranya adalah apabila, jika, bilamana, hingga, ketika, saat, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, seraya, dan tatkala. Misalnya: Perang dingin terjadi setelah perang dunia II berakhir.
3. Nominalisasi
Nominalisasi adalah pembentukan nomina dari kelas kata lain dengan menggunakan afiks (imbuhan) tertentu. Pembentukan nomina tersebut dapat berasal dari kelas kata verba, adjektiva, atau nomina lainnya. Teks cerita sejarah merupakan jenis teks penceritaan ulang (rekon/recount). Dalam teks penceritaan ulang seringkali ditemukan nomina yang merupakan hasil nominalisasi. Pemberian imbuhan terhadap kata yang mengalami nominalisasi disebut dengan afiksasi. Afiksasi yang sering terjadi dalam nominalisasi antara lain sebagai berikut:
a. Sufiks –an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -tur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi, -isida, -ita, -or, dan –tas.
Contoh: bacaan (baca+an), manisan (manis+an), sosialisasi (sosial+isasi), dan kritikus (kritik+us).
b. Prefiks ke-, pe-, dan se-.
Contoh: ketua (ke+tua), pedagang (pe+dagang), dan sekelas (se+kelas).
c. Konfiks ke-an, pe-an, dan per-an.
Contoh: pengaturan (pe+atur+an), pertunjukan (per+atur+an), dan kekayaan (ke+kaya+an).
d. Infiks –el- dan –er-.
Contoh: gelembung (gembung+el), telunjuk (tunjuk+el), dan jemari (jari+em).
e. Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pember-an, pemer-an, penye-an, perse-an, dan perseke-an.
Contoh: keberhasilan (keber+hasil+an), keterlibatan (keter+libat+an), dan penyesuaian (penye+suai+an)
SOAL 1
Perhatikan teks cerita sejarah berikut ini!
Pada masa imperialisme di Indonesia, pemerintah Belanda terus melakukan upaya perbaikan ekonomi. Pada tahun 1829, seorang tokoh bernama Johannes Van de Bosch mengajukan usulan kepada Raja Belanda untuk melakukan penanaman tanaman yang akan laku di pasar dunia. Penanaman itu dilakukan di seluruh tanah jajahan, termasuk Indonesia. Tanah jajahan dianggap sebagai tanah yang menguntungkan bagi negeri induk. Proses penanaman pun dilakukan secara paksa. Dengan demikian, perekonomian Belanda segera pulih, bahkan meningkat.
Pada masa imperialisme di Indonesia, pemerintah Belanda terus melakukan upaya perbaikan ekonomi. Pada tahun 1829, seorang tokoh bernama Johannes Van de Bosch mengajukan usulan kepada Raja Belanda untuk melakukan penanaman tanaman yang akan laku di pasar dunia. Penanaman itu dilakukan di seluruh tanah jajahan, termasuk Indonesia. Tanah jajahan dianggap sebagai tanah yang menguntungkan bagi negeri induk. Proses penanaman pun dilakukan secara paksa. Dengan demikian, perekonomian Belanda segera pulih, bahkan meningkat.
Nominalisasi yang terbentuk dari nomina dan konfiks pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 2
Simak teks cerita sejarah berikut ini!
Frasa nomina koordinatif pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 3
Simak teks cerita sejarah berikut ini!
Berikut kata yang merupakan hasil nominalisasi pada teks cerita sejarah di atas, kecuali ....
SOAL 4
Simak teks cerita sejarah berikut ini!
Frasa verba modifikatif pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 5
Perang Dunia II menyebabkan keadaan ekonomi dunia semakin kacau. Perang tersebut telah mengeksploitasi banyak tenaga kerja, modal, dan biaya perang sehingga membuat keadaan perekonomian hancur setelah perang berakhir. Kekuatan ekonomi dunia kemudian terbelah menjadi dua, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Kedua sistem tersebut didasari pada dua kekuatan adidaya dunia pascaperang, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat cenderung mendominasi kapitalisme. Sebaliknya, Uni Soviet bercorak sosialisme.
Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memberikan bantuan ekonomi kepada negara sekutu atau negara yang cenderung memiliki sistem ekonomi yang sama. Namun, bantuan tersebut tidak sekadar berupa pinjaman. Kedua negara tersebut juga memperluas pengaruh ideologi kepada negara-negara lain. Misalnya, pengaruh Amerika Serikat terhadap negara-negara Eropa Barat dan sebagian Asia, seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Adapun Uni Soviet berhasil membawa pengaruhnya pada negara-negara Eropa Timur, Afrika, dan sebagian Asia, seperti Vietnam, Tiongkok, dan Korea Utara.
Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memberikan bantuan ekonomi kepada negara sekutu atau negara yang cenderung memiliki sistem ekonomi yang sama. Namun, bantuan tersebut tidak sekadar berupa pinjaman. Kedua negara tersebut juga memperluas pengaruh ideologi kepada negara-negara lain. Misalnya, pengaruh Amerika Serikat terhadap negara-negara Eropa Barat dan sebagian Asia, seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Adapun Uni Soviet berhasil membawa pengaruhnya pada negara-negara Eropa Timur, Afrika, dan sebagian Asia, seperti Vietnam, Tiongkok, dan Korea Utara.
Berikut termasuk frasa pada teks cerita sejarah di atas, kecuali ....
SOAL 6
Perang Dunia II menyebabkan keadaan ekonomi dunia semakin kacau. Perang tersebut telah mengeksploitasi banyak tenaga kerja, modal, dan biaya perang sehingga membuat keadaan perekonomian hancur setelah perang berakhir. Kekuatan ekonomi dunia kemudian terbelah menjadi dua, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Kedua sistem tersebut didasari pada dua kekuatan adidaya dunia pascaperang, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat cenderung mendominasi kapitalisme. Sebaliknya, Uni Soviet bercorak sosialisme.
Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memberikan bantuan ekonomi kepada negara sekutu atau negara yang cenderung memiliki sistem ekonomi yang sama. Namun, bantuan tersebut tidak sekadar berupa pinjaman. Kedua negara tersebut juga melakukan sosialisasi dan memperluas pengaruh ideologi kepada negara-negara lain. Misalnya, pengaruh Amerika Serikat terhadap negara-negara Eropa Barat dan sebagian Asia, seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Adapun Uni Soviet berhasil membawa pengaruhnya pada negara-negara Eropa Timur, Afrika, dan sebagian Asia, seperti Vietnam, Tiongkok, dan Korea Utara.
Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memberikan bantuan ekonomi kepada negara sekutu atau negara yang cenderung memiliki sistem ekonomi yang sama. Namun, bantuan tersebut tidak sekadar berupa pinjaman. Kedua negara tersebut juga melakukan sosialisasi dan memperluas pengaruh ideologi kepada negara-negara lain. Misalnya, pengaruh Amerika Serikat terhadap negara-negara Eropa Barat dan sebagian Asia, seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Adapun Uni Soviet berhasil membawa pengaruhnya pada negara-negara Eropa Timur, Afrika, dan sebagian Asia, seperti Vietnam, Tiongkok, dan Korea Utara.
Nominalisasi yang terbentuk dari nomina dan sufiks pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 7
Perhatikan teks cerita sejarah berikut ini!
(1) Zaman sejarah di Indonesia dimulai dengan masuknya pengaruh Hindu dan Buddha. (2) Hal tersebut dapat terlihat pada kerajaan-kerajaan pertama di Nusantara, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Majapahit. (3) Masa ini dikenal juga dengan zaman kuno. (4) Adapun zaman Indonesia baru ditandai dengan masuknya agama Islam hingga berkembang sampai abad ke-18. (5) Setelah masa kolonialisme Belanda dimulai, barulah sejarah Indonesia memasuki babak Indonesia modern hingga memasuki masa kontemporer pada saat ini.
Kalimat yang menggunakan konjungsi temporal pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 8
Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi yang beranggotakan negara-negara Asia dan Pasifik. Forum tersebut dibentuk pada Desember 1989 di Canberra, Australia. Gagasan pendirian organisasi tersebut juga datang dari Perdana Menteri Australia saat itu, Robert Hawke.
Terbentuknya APEC dilatarbelakangi oleh situasi politik dan ekonomi dunia yang kian berubah dengan cepat. Selain itu, kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay juga ikut melandasi terbentuknya organisasi tersebut. Perundingan tersebut berisi mengenai masalah perdagangan bebas antarnegara. Apabila perdagangan bebas yang dibicarakan dalam perundingan tersebut gagal disepakati, imbasnya adalah munculnya sikap proteksi dari negara-negara maju sehingga memicu ketidakstabilan di negara-negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota APEC. Bahkan, Indonesia pernah menjadi ketua APEC pada periode 1994 hingga 1995. Penunjukkan tersebut diputuskan pada pertemuan anggota APEC di Seattle, Amerika Serikat. Sebagai ketua, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pertemuan APEC pada tahun 1994 yang saat itu berlokasi di Istana Bogor. Pada pertemuan APEC berikutnya, diputuskan bahwa perdagangan bebas akan diberlakukan pada tahun 2003 bagi negara maju dan pada 2010 bagi negara berkembang.
Terbentuknya APEC dilatarbelakangi oleh situasi politik dan ekonomi dunia yang kian berubah dengan cepat. Selain itu, kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay juga ikut melandasi terbentuknya organisasi tersebut. Perundingan tersebut berisi mengenai masalah perdagangan bebas antarnegara. Apabila perdagangan bebas yang dibicarakan dalam perundingan tersebut gagal disepakati, imbasnya adalah munculnya sikap proteksi dari negara-negara maju sehingga memicu ketidakstabilan di negara-negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara anggota APEC. Bahkan, Indonesia pernah menjadi ketua APEC pada periode 1994 hingga 1995. Penunjukkan tersebut diputuskan pada pertemuan anggota APEC di Seattle, Amerika Serikat. Sebagai ketua, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pertemuan APEC pada tahun 1994 yang saat itu berlokasi di Istana Bogor. Pada pertemuan APEC berikutnya, diputuskan bahwa perdagangan bebas akan diberlakukan pada tahun 2003 bagi negara maju dan pada 2010 bagi negara berkembang.
Nominalisasi yang terbentuk dari adjektiva dan konfiks adalah ....
SOAL 9
(1) Sejarah yang selama ini kita kenal dalam buku-buku sejarah dihasilkan melalui proses penelitian yang panjang. Di antara beberapa metode yang dilakukan, salah satunya adalah penelitian sejarah secara lisan. Sesuai namanya, penelitian sejarah secara lisan merupakan pengumpulan data atau bahan penulisan sejarah yang dilakukan oleh peneliti sejarah atau sejarawan secara verbal, yakni dengan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pelaku atau saksi peristiwa sejarah.
(2) Pelaku sejarah merupakan unsur utama dalam penelitian sejarah. Pelaku sejarah adalah ibarat pemeran utama dalam sebuah novel atau film. Ia adalah orang yang mengalami langsung peristiwa sejarah serta latar belakang, tujuan, alasan, dampak, dan pelaku lain yang terlibat.
(3) Wawancara dengan pelaku sejarah merupakan sumber data yang paling akurat karena dapat dibuktikan kebenarannya. Hal terpenting saat melakukan wawancara dengan pelaku sejarah adalah merekam peristiwa yang diceritakan dengan tape recorder atau kamera sehingga dapat diarsipkan dengan baik.
(4) Sumber data lainnya datang dari saksi sejarah. Saksi sejarah adalah orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa sejarah secara langsung. Namun demikian, ia bukanlah pelaku yang mengalaminya langsung. Maka, informasi yang disampaikan oleh saksi sejarah disebut dengan berita.
(5) Sebagai berita, informasi yang disampaikan dapat berupa kebenaran, berita sepihak, atau hanya sekadar mengetahui peristiwa sebagai sebuah berita juga. Dengan demikian, dalam penelitian sejarah, saksi sejarah merupakan sumber sekunder yang argumentasinya masih perlu diperkuat.
(2) Pelaku sejarah merupakan unsur utama dalam penelitian sejarah. Pelaku sejarah adalah ibarat pemeran utama dalam sebuah novel atau film. Ia adalah orang yang mengalami langsung peristiwa sejarah serta latar belakang, tujuan, alasan, dampak, dan pelaku lain yang terlibat.
(3) Wawancara dengan pelaku sejarah merupakan sumber data yang paling akurat karena dapat dibuktikan kebenarannya. Hal terpenting saat melakukan wawancara dengan pelaku sejarah adalah merekam peristiwa yang diceritakan dengan tape recorder atau kamera sehingga dapat diarsipkan dengan baik.
(4) Sumber data lainnya datang dari saksi sejarah. Saksi sejarah adalah orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa sejarah secara langsung. Namun demikian, ia bukanlah pelaku yang mengalaminya langsung. Maka, informasi yang disampaikan oleh saksi sejarah disebut dengan berita.
(5) Sebagai berita, informasi yang disampaikan dapat berupa kebenaran, berita sepihak, atau hanya sekadar mengetahui peristiwa sebagai sebuah berita juga. Dengan demikian, dalam penelitian sejarah, saksi sejarah merupakan sumber sekunder yang argumentasinya masih perlu diperkuat.
Paragraf yang mengandung frasa verba koordinatif pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
SOAL 10
Perhatikan teks cerita sejarah berikut ini!
(1) Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi yang beranggotakan negara-negara Asia dan Pasifik. (2) Forum tersebut dibentuk pada Desember 1989 di Canberra, Australia. (3) Gagasan pendirian organisasi tersebut juga datang dari Robert Hawke, Perdana Menteri Australia saat itu. (4) Terbentuknya APEC dilatarbelakangi oleh situasi politik dan ekonomi dunia yang kian berubah dengan cepat. (5) Selain itu, kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay juga ikut melandasi terbentuknya organisasi tersebut.
Kalimat yang menggunakan frasa nomina apositif pada teks cerita sejarah di atas adalah ....
Tags:
Contoh Soal B.Indonesia