Pengertian dan Jenis Macam Macam Gaya Bahasa (Majas)
Gaya bahasa adalah kecenderungan seseorang dalam pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan sesuatu. Bagi seorang penulis, gaya bahasa merupakan salah satu ciri khas baginya. Gaya bahasa menunjukkan kecenderungan seorang penulis dalam menguraikan cerita yang dibuatnya. Dengan kata lain, gaya bahasa merupakan cara yang digunakan oleh seseorang untuk mengungkapkan ide atau gagasannya lewat bahasa khas sehingga menimbulkan kesan tertentu. Gaya bahasa tidak hanya diterapkan dalam kegiatan menulis, tetapi juga dalam kegiatan berbicara. Kita bisa membandingkan gaya bahasa yang digunakan oleh seorang presenter dengan pembawa berita. Keduanya menggunakan gaya bahasa yang berbeda sesuai kondisinya. Majas dan gaya bahasa adalah dua istilah yang berbeda namun masih memiliki keterkaitan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa. Pada kesempatan ini, si Jeger akan memaparkan pengertian dan jenis-jenis majas dalam sastra Indonesia.
Dengan kata lain, majas digunakan untuk memperindah susunan kalimat yang disampaikan baik dalam bentuk tulisan maupun secara lisan sehingga menimbulkan nuansa tertentu yang dapat membangkitkan imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Majas biasa digunakan dalam ragam sastra seperti puisi, prosa, pantun, hikayat, drama, atau karya sastra lainnya. Dalam situasi tertentu, majas juga digunakan untuk memperhalus suatu ucapan atau makna yang terkandung dalam kalimat agar terkesan lebih sopan atau bahkan menunjukkan ketegasan sehingga terasa sangat kasar.
Berikut beberapa manfaat majas untuk sastra:
1. Membuat karya sastra menjadi lebih menarik
2. Membuat karya sastra menjadi lebih hidup
3. Memberi kesan imajinatif bagi pembaca atau pendengar
4. Mempertegas maksud dengan kiasan yang tepat
5. Menjadi variasi dalam penulisan sebuah karya sastra
Pada dasarnya, majas disusun dengan memanfaatkan kekayaan bahasa dan terus berkembang seiring dengan perubahan atau pergeseran makna. Penggunaan majas yang baik dalam pembuatan karya sastra seperti puisi atau drama merupakan salah satu syarat penting yang harus diperhatikan agar karya yang dihasilkan menjadi lebih menarik.
Majas sebagai bagian dari gaya bahasa merupakan salah satu daya tarik yang harus ada pada sebuah karya sastra. Penulis atau penyair dituntut untuk menggunakan majas dan gaya bahasa yang menarik. Gaya bahasa yang baik dan menarik tentu akan membuat setiap pembaca merasa tertarik bahkan sampai membacanya berulang kali.
1. Majas perbandingan
2. Majas pertentangan
3. Majas penegasan
4. Majas sindiran
#1 Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan dalam bentuk perbandingan untuk meningkatkan kesan terhadap pendengar atau pembaca. Berikut beberapa contoh majas perbandingan.
Majas perbandingan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Metonomia : menyatakan merek dagang
2. Metafora : membandingkan suatu benda dengan benda lain
3. Personifikasi : menganggap benda seolah-olah manusia
4. Eufimisme : mengganti suku kata dengan kata lain yang hampir sama artinya
5. Alegori : memperlihatkan perbandingan utuh
6. Simbolik : menggunakan benda, binatang, atau hewan sebagai simbol
7. Sinekdok : menyebutkan bagian benda untuk mewakili keseluruhan
8. Simile : menggunakan kata depanatau kata hubung kiasan
#2 Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang menunjukkan suatu pertentangan atau keadaan yang berlawanan dengan kondisi sebenarnya.
Majas pertentangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Antitesis : menggunakan kata-kata berlawanan
2. Paradoks : pertentanga pada arti kata yang berlawanan
3. Hiperbola : melebih-lebihkan sesuatu
4. Litotes : mengecilkan atau mengurangi sesuatu
#3 Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan untuk memperjelas atau meningkatkan kesan terhadap pembaca atau pendengar.
Majas penegasan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Repetisi : pengulangan berkali-kali
2. Kilmaks : berturut-turut, semakin lama semakin memuncak
3. Antiklimaks : berturut-turut, semkain lama semakin menurun
4. Retoris : menggunakan kalimat tanya yang tidak butuh jawaban
5. Tautologi : pengulangan dengan kata yang bersinonim
6. Paralelisme : pengulangan berpola dalam puisi
7. Pleonasme : menggunakan kata secara berlebihan
#4 Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang menggunakan kata kiasan untuk menyatakan sesuatu yang sebaliknya atau sebuah sindiran
Majas sindirian terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Ironi : menyatakan hal sebaliknya dengan maksud menyindir
2. Sinisme : menggunakan kata-kata yang bermakna sebaliknya
3. Sarkasme : menggunakan kata yang tidak sopan
Pengertian dan Manfaat Majas
Majas adalah suatu gaya bahasa dalam bentuk kiasan atau perumpamaan yang digunakan untuk memperindah suatu kalimat agar menimbulkan kesan atau nuansa imajinatif. Penyusunan majas memanfaatkan kekayaan bahasa atau kata untuk menimbulkan efek atau kesan tertentu bagi pembaca atau pendengar.Dengan kata lain, majas digunakan untuk memperindah susunan kalimat yang disampaikan baik dalam bentuk tulisan maupun secara lisan sehingga menimbulkan nuansa tertentu yang dapat membangkitkan imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Majas biasa digunakan dalam ragam sastra seperti puisi, prosa, pantun, hikayat, drama, atau karya sastra lainnya. Dalam situasi tertentu, majas juga digunakan untuk memperhalus suatu ucapan atau makna yang terkandung dalam kalimat agar terkesan lebih sopan atau bahkan menunjukkan ketegasan sehingga terasa sangat kasar.
Berikut beberapa manfaat majas untuk sastra:
1. Membuat karya sastra menjadi lebih menarik
2. Membuat karya sastra menjadi lebih hidup
3. Memberi kesan imajinatif bagi pembaca atau pendengar
4. Mempertegas maksud dengan kiasan yang tepat
5. Menjadi variasi dalam penulisan sebuah karya sastra
Pada dasarnya, majas disusun dengan memanfaatkan kekayaan bahasa dan terus berkembang seiring dengan perubahan atau pergeseran makna. Penggunaan majas yang baik dalam pembuatan karya sastra seperti puisi atau drama merupakan salah satu syarat penting yang harus diperhatikan agar karya yang dihasilkan menjadi lebih menarik.
Majas sebagai bagian dari gaya bahasa merupakan salah satu daya tarik yang harus ada pada sebuah karya sastra. Penulis atau penyair dituntut untuk menggunakan majas dan gaya bahasa yang menarik. Gaya bahasa yang baik dan menarik tentu akan membuat setiap pembaca merasa tertarik bahkan sampai membacanya berulang kali.
Jenis-jenis Majas dan Contohnya
Secara garis besar, majas dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:1. Majas perbandingan
2. Majas pertentangan
3. Majas penegasan
4. Majas sindiran
#1 Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan dalam bentuk perbandingan untuk meningkatkan kesan terhadap pendengar atau pembaca. Berikut beberapa contoh majas perbandingan.
Majas perbandingan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Metonomia : menyatakan merek dagang
2. Metafora : membandingkan suatu benda dengan benda lain
3. Personifikasi : menganggap benda seolah-olah manusia
4. Eufimisme : mengganti suku kata dengan kata lain yang hampir sama artinya
5. Alegori : memperlihatkan perbandingan utuh
6. Simbolik : menggunakan benda, binatang, atau hewan sebagai simbol
7. Sinekdok : menyebutkan bagian benda untuk mewakili keseluruhan
8. Simile : menggunakan kata depanatau kata hubung kiasan
Jenis majas | Contoh |
Metonimia | Ayah naik honda bersama adik |
Metafora/ kiasan | Raja siang keluar dari ufuk timur |
Personifikasi | Angin berbisik menyebutkan namamu |
Eufimisme | Rani kurang pandai dalam belajar |
Alegori | Manusia senantiasa berjuang dalam mendayung bahtera hidup |
Simbolik | Pria itu adalah lelaki buaya darat. |
Sinekdok | Sejak tadi pagi anak itu tidak kelihatan batang hidungnya |
Simile | Ibarat kumbang, kau hanya datang menghisap madu |
#2 Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang menunjukkan suatu pertentangan atau keadaan yang berlawanan dengan kondisi sebenarnya.
Majas pertentangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Antitesis : menggunakan kata-kata berlawanan
2. Paradoks : pertentanga pada arti kata yang berlawanan
3. Hiperbola : melebih-lebihkan sesuatu
4. Litotes : mengecilkan atau mengurangi sesuatu
Jenis majas | Contoh |
Antitesis | Sekolah ini tidak melihat kaya miskin atau tinggi rendah tetapi prestasi |
Paradoks | Pria itu mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang melimpah |
Hiperbola | Hatiku panas terbakar karena cemburu |
Litotes | Jika ada waktu bermainlah ke gubuk kami (padahal rumah bagus) |
#3 Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan untuk memperjelas atau meningkatkan kesan terhadap pembaca atau pendengar.
Majas penegasan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Repetisi : pengulangan berkali-kali
2. Kilmaks : berturut-turut, semakin lama semakin memuncak
3. Antiklimaks : berturut-turut, semkain lama semakin menurun
4. Retoris : menggunakan kalimat tanya yang tidak butuh jawaban
5. Tautologi : pengulangan dengan kata yang bersinonim
6. Paralelisme : pengulangan berpola dalam puisi
7. Pleonasme : menggunakan kata secara berlebihan
Jenis majas | Contoh |
Repitisi | Itu yang kucari, itu yang kutunggu, itu yang kuimpikan |
Klimaks | Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, semua mendukungnya. |
Antiklimaks | Jangankan sejuta atau seribu, seratus pun aku tak punya |
Retoris | Bukankah kau yang memintaku datang ke sini? |
Tautologi | Bukan, bukan, bukan itu maksudku! |
Pararelisme | Cinta adalah sebuah rasa Cinta adalah ketulusan Cinta adalah sebuah rasa yang tulus |
Pleonasme | Semua penonton diharap naik ke atas |
#4 Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang menggunakan kata kiasan untuk menyatakan sesuatu yang sebaliknya atau sebuah sindiran
Majas sindirian terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Ironi : menyatakan hal sebaliknya dengan maksud menyindir
2. Sinisme : menggunakan kata-kata yang bermakna sebaliknya
3. Sarkasme : menggunakan kata yang tidak sopan
Jenis majas | Contoh |
Ironi | Bagus sekali suaramu sampai-sampai aku terbangun |
Sinisme | Harum sekali bajumu, ya? |
Sarkasme | Dasar idiot! kamu fikir aku mau melakukan itu? |
Tags:
basindo