Pemahaman Makna Kata dalam Peningkatan Kemampuan Berbicara
Ketika berbicara kepada orang lain, pembicara sebaiknya menggunakan kalimat yang komunikatif sehingga mudah dimengerti dan tidak menimbulkan kesalahan dalam penafsiran. Hal ini tentu saja bertujuan agar gagasan atau ide yang disampaikan oleh pembicara dapat ditangkap dan dimengerti oleh pendengar. Oleh karena itu, dalam berbicara kita perlu memperhatikan makna dari setiap kata yang kita gunakan. Kita harus melihat apakah kata yang kita gunakan di dalam kalimat memiliki makna yang sesuai dan dapat dinalar oleh pendengar. Secara garis besar, makna kata dibedakan menjadi dua jenis yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang dikandung oleh suatu kata atau makna menurut kamus, sedangkan makna gramatikal adalah makna kata yang didasarkan atas hubungan antar unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar. Agar kalimat atau gagasan yang ingin kita sampaikan mengandung makna yang tepat dan sesuai dengan nalar, maka kita harus cermat dalam memilih kata. Kesalahan dalam memilih kata akan menyebakan kalimat menjadi rancu dan berpengaruh terhadap makna kalimat tersebut.

Dengan kata lain, poin penting yang harus kita perhatikan ketika berbicara adalah ketersampaian pesan. Saat berbicara, pastikanlah bahwa kalimat yang kita sampaikan dapat dinalar oleh pendengar sehingga pesan yang ingin kita sampaikan dapat diterima.
Pada pendahuluan kita sudah membahas mengenai makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Makna denotasi
2. Makna konotasi
Makna denotasi adalah makna makna harfiah, makna pokok, makna objektif, atau makna referensial. Dengan kata lain, makna denotasi adalah makna sebenarnya sesuai dengan kata tersebut berdasarkan kamus.
Contoh :
1. Dani sedang makan nasi goreng bersama teman-temannya.
2. Setiap bulan kakek rutin memeriksa kesehatan jantung dan hatinya.
Makna konotasi adalah makna tambahan, makna subjektif, atau makna yang timbul karena adanya kaitan fikiran yang menimbulkan nilai rasa kata pada makna pokok. Makna konotasi sering desebut sebagai makna kiasan, ungkapan idiomatis, atau makna yang tidak sebenarnya.
Contoh :
1. Wanita itu makan hati karena perbuatan suaminya.
2. Walaupun tidak lagi tampan, kakek tetap jadi jantung hati nenek.
Agar mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, maka kita harus bisa membedakan makna denotasi dan makna konotasi. Cara membedakannya adalah dengan melihat ada tidaknya makna tambahan atau nilai rasa pada kata itu.
Jika kita hanya membutuhkan pengertian dasar atau makna pokok, maka kita harus menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif. Sebaliknya, jika kita memerlukan reaksi emosional tertentu atau makna tambahan, maka kita bisa menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif.
#2 Kata Umum dan Kata Khusus
Hal penting berikutnya yang harus kita perhatikan adalah kata umum dan kata khusus. Ketepatan dalam pemilihan kata bisa dicapai jika kita dapat mencermati pemakaian kata umum dan kata khusus dengan baik. Kita harus tahu kapan menggunakan kata umum dan kapan menggunakan kata khusus.
Perbedaan antara kata umum dan kata khusus terletak pada luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Jika kata tersebut mengacu kepada hal yang luas lingkupnya, maka kata itu adalah kata umum. Sebaliknya, jika kata tersebut mengacu pada pengarahan tertentu yang bersifat khusus dan konkret, maka kata itu adalah kata khusus.
Untuk mengungkapkan suatu gagasan tentang fakta atau kondisi umum, kita bisa gunakan kata-kata yang tergolong kata umum. Sebaliknya, untuk mengungkapkan suatu gagasan atau kondisi khusus kita gunakan kata-kata khusus.
Perlu diingat bahwa kata khusus tertentu adakalanya bisa menjadi kata umum misalnya mawar. Kata mawar bisa jadi kata umum yang mewakili semua bunga mawar sedangkan kata khususnya adalah mawar merah, mawar putih, mawar hitam, dan sebagainya.
#3 Kata-kata Bersinonim
Sinonim adalah kata yang memiliki arti hampir sama. Sebenarnya, tidak ada kata yang sepenuhnya bersinonim. Artinya, meskipun memiliki makna yang hampir sama, dua kata yang bersinonim tetap tetap memiliki perbedaan walaupun kecil.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rasa terhadap penggunaan kata-kata bersinonim. Misalnya, kata meninggal dan mati sama-sama bermakna meninggal dunia tetapi kata meninggal dirasa lebih pantas digunakan untuk manusia. Sedangkan kata mati biasa digunakan untuk hewan.
Perbedaan nilai rasa kata, makna, dan lingkungan yang dimasuki oleh dua kata yang bersinonim erat kaitannya dengan pergeseran atau perubahan makna kata. Tidak semua kata yang bersinonim dapat digunakan pada kalimat yang sama.
Contoh :
1. Nenek suka duduk di taman sambil menikmati angin sepai-sepoi.
2. Nenek suka duduk di taman sambil menikamati badai sepai-sepoi.
Pada contoh di atas, dapat kita lihat bahwa kata badai tidak cocok digunakan untuk menggantikan kata angin walaupun kata angin dan badai memiliki makna yang mirip yaitu udara yang bergerak.
#4 Makna Struktural, Kontekstual, dan Metaforis
Makna struktural, kontesktual, dan metaforis termasuk dalam makna gramatikal. Agar mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, kita juga harus memperhatikan ketiga makna tersebut karena sebuah kalimat tidak terlepas dari struktur, konteks kalimat, ataupun perbandingan kata.
Makna struktural adalah makna kata yang didasarkan atas susunan satuan-satuan bahasa. Perbedaan susunan atau struktur dari satuan-satuan bahasa akan menimbulkan perbedaan makna. Sebagai contoh perhatikan tabel berikut ini.
Makna kontekstual adalah makna yang kata yang timbul berdasarkan penggunaan kata dalam kalimat. Artinya, sebuah kata bisa memiliki beberapa makna sesuai dengan konteks kalimatnya. Sebagai contoh perhatikan tabel berikut.
Makna terakhir yang harus kita perhatikan agar pemilihan kata tepat dari segi makna adalah makna metaforis. Makna metaforis adalah makna kata yang didasarkan pada persamaan atau perbandingan kata-kata. Sama seperti makna konotasi, makna metaforis juga sering disebut makna kiasan.
Perbedaan antara makna konotasi dengan makna metaforis terletak pada penggunaanya. Kata konotatif biasanya merupakan kata-kata kiasan yang umum dan dimengerti oleh banyak orang. Sedangkan makna metaforis biasanya berupa kiasan khusus yang hanya diketahui oleh pembicara dan lawan bicara.

Cara Memilih Kata yang Tepat
Penggunaan kata atau parafrasa dalam sebuah kalimat menimbulkan perbedaan makna kata. Perbedaan tersebut meliputi makna kamus, makna teks, struktur, dan metafora. Keterampilan dalam memahami perbedaan makna sangat dibutuhkan agar dapat memahami informasi secara efektif.Seorang pendengar atau penyimak dapat dengan mudah menangkap ide atau gagasan dari setiap kalimat yang disampaikan oleh pembicara jika pembicara menggunakan kalimat yang komunikatif. Kalimat komunikatif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, sesuai dengan nalar, dan sesuai dengan pesan yang diamksud oleh pembicara.
Baca Juga
Untuk memastikan ketersampaikan pesan, maka kita harus memperhatikan ketepatan dalam pemilihan kata. Agar kita dapat mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, maka berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan.
#1 Makna Denotasi dan Konotasi
Pada pendahuluan kita sudah membahas mengenai makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Makna denotasi
2. Makna konotasi
Makna denotasi adalah makna makna harfiah, makna pokok, makna objektif, atau makna referensial. Dengan kata lain, makna denotasi adalah makna sebenarnya sesuai dengan kata tersebut berdasarkan kamus.
Contoh :
1. Dani sedang makan nasi goreng bersama teman-temannya.
2. Setiap bulan kakek rutin memeriksa kesehatan jantung dan hatinya.
Makna konotasi adalah makna tambahan, makna subjektif, atau makna yang timbul karena adanya kaitan fikiran yang menimbulkan nilai rasa kata pada makna pokok. Makna konotasi sering desebut sebagai makna kiasan, ungkapan idiomatis, atau makna yang tidak sebenarnya.
Contoh :
1. Wanita itu makan hati karena perbuatan suaminya.
2. Walaupun tidak lagi tampan, kakek tetap jadi jantung hati nenek.
Agar mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, maka kita harus bisa membedakan makna denotasi dan makna konotasi. Cara membedakannya adalah dengan melihat ada tidaknya makna tambahan atau nilai rasa pada kata itu.
Jika kita hanya membutuhkan pengertian dasar atau makna pokok, maka kita harus menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif. Sebaliknya, jika kita memerlukan reaksi emosional tertentu atau makna tambahan, maka kita bisa menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif.
#2 Kata Umum dan Kata Khusus
Hal penting berikutnya yang harus kita perhatikan adalah kata umum dan kata khusus. Ketepatan dalam pemilihan kata bisa dicapai jika kita dapat mencermati pemakaian kata umum dan kata khusus dengan baik. Kita harus tahu kapan menggunakan kata umum dan kapan menggunakan kata khusus.
Perbedaan antara kata umum dan kata khusus terletak pada luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Jika kata tersebut mengacu kepada hal yang luas lingkupnya, maka kata itu adalah kata umum. Sebaliknya, jika kata tersebut mengacu pada pengarahan tertentu yang bersifat khusus dan konkret, maka kata itu adalah kata khusus.
Kata umum | Kata khusus |
Hewan | Kambing, ayam, kucing, kelinci, gajah |
Bunga | Mawar, melati, kenanga, anggrek, kamboja |
Kendaraan | Mobil, sepeda motor, sampan, sepeda, bus |
Perempuan | Wanita, gadis, janda, perawan, dara |
Melihat | Menoleh, melirik, membelalak, melotot |
Untuk mengungkapkan suatu gagasan tentang fakta atau kondisi umum, kita bisa gunakan kata-kata yang tergolong kata umum. Sebaliknya, untuk mengungkapkan suatu gagasan atau kondisi khusus kita gunakan kata-kata khusus.
Perlu diingat bahwa kata khusus tertentu adakalanya bisa menjadi kata umum misalnya mawar. Kata mawar bisa jadi kata umum yang mewakili semua bunga mawar sedangkan kata khususnya adalah mawar merah, mawar putih, mawar hitam, dan sebagainya.
#3 Kata-kata Bersinonim
Sinonim adalah kata yang memiliki arti hampir sama. Sebenarnya, tidak ada kata yang sepenuhnya bersinonim. Artinya, meskipun memiliki makna yang hampir sama, dua kata yang bersinonim tetap tetap memiliki perbedaan walaupun kecil.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rasa terhadap penggunaan kata-kata bersinonim. Misalnya, kata meninggal dan mati sama-sama bermakna meninggal dunia tetapi kata meninggal dirasa lebih pantas digunakan untuk manusia. Sedangkan kata mati biasa digunakan untuk hewan.
Perbedaan nilai rasa kata, makna, dan lingkungan yang dimasuki oleh dua kata yang bersinonim erat kaitannya dengan pergeseran atau perubahan makna kata. Tidak semua kata yang bersinonim dapat digunakan pada kalimat yang sama.
Contoh :
1. Nenek suka duduk di taman sambil menikmati angin sepai-sepoi.
2. Nenek suka duduk di taman sambil menikamati badai sepai-sepoi.
Pada contoh di atas, dapat kita lihat bahwa kata badai tidak cocok digunakan untuk menggantikan kata angin walaupun kata angin dan badai memiliki makna yang mirip yaitu udara yang bergerak.
#4 Makna Struktural, Kontekstual, dan Metaforis
Makna struktural, kontesktual, dan metaforis termasuk dalam makna gramatikal. Agar mencapai ketepatan dalam pemilihan kata dari segi makna, kita juga harus memperhatikan ketiga makna tersebut karena sebuah kalimat tidak terlepas dari struktur, konteks kalimat, ataupun perbandingan kata.
Makna struktural adalah makna kata yang didasarkan atas susunan satuan-satuan bahasa. Perbedaan susunan atau struktur dari satuan-satuan bahasa akan menimbulkan perbedaan makna. Sebagai contoh perhatikan tabel berikut ini.
Struktur kalimat | Makna struktural |
Karena kehilangan, ibu Dian sering menangis | Yang kehilangan adalah ibu Dian |
Karena kehilangan ibu, Dian sering menangis | Yang kehilangan adalah Dian |
Kata ayah, paman Budi itu pilot yang handal | Yang handal adalah paman Budi |
Kata ayah paman, Budi itu pilot yang handal | Yang handal adalah Budi |
Kata ayah paman Budi, itu pilot handal | Yang handal adalah pilot |
Makna kontekstual adalah makna yang kata yang timbul berdasarkan penggunaan kata dalam kalimat. Artinya, sebuah kata bisa memiliki beberapa makna sesuai dengan konteks kalimatnya. Sebagai contoh perhatikan tabel berikut.
Konteks kalimat | Makna kontekstual |
Dian tidak tidur karena udara malam ini sangat panas. | Suhu |
Melihat pacarnya selingkuh, hati Dian menjadi panas. | Emosi atau marah |
Makna terakhir yang harus kita perhatikan agar pemilihan kata tepat dari segi makna adalah makna metaforis. Makna metaforis adalah makna kata yang didasarkan pada persamaan atau perbandingan kata-kata. Sama seperti makna konotasi, makna metaforis juga sering disebut makna kiasan.
Perbedaan antara makna konotasi dengan makna metaforis terletak pada penggunaanya. Kata konotatif biasanya merupakan kata-kata kiasan yang umum dan dimengerti oleh banyak orang. Sedangkan makna metaforis biasanya berupa kiasan khusus yang hanya diketahui oleh pembicara dan lawan bicara.
Tags:
basindo