Pengertian, Jenis dan Contoh Frase dalam Bahasa Indonesia
Dalam sintaksis bahasa Indonesia, dikenal beberapa istilah terkait tata kalimat yaitu frase, klausa, dan kalimat. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian dan ciri-ciri yang berbeda. Pada dasarnya, ketiga istilah tersebut memiliki pengertian dasar yang sama yaitu sama-sama merupakan gabungan atau kumpulan kata. Namun, ketiga istilah tersebut merupakan satuan gramatikal yang berbeda. Sebagai unsur kajian sintaksis, frase memiliki konstruksi yang berbeda dengan unsur lainnya. Frase adalah gabungan kata yang menghasilkan suatu relasi tertentu, namun unsur-unsurnya tidak berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi tertentu. Frase merupakan kata yang dapat berdiri sendiri. Sebuah frasa terdiri dari dua atau lebih kata yang membentuk hubungan tertentu dan tidak menutup kemungkinan unsur frase berupa gabungan dua buah frase. Frase disebut juga sebagai kelompok kata yang bukan subjek dan predikat, tetapi bisa menjabat fungsi-fungsi kalimat. Frase bersifat tidak predikatif artinya gabungan kata tersebut bisa rapat atau renggang. Frase biasanya berfungsi untuk mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat. Artinya, frase tidak melampaui batas fungsi satuan gramatikal karena hanya ada satu lingkup fungsi sintaksis.
Karena mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat, maka frase dapat disebut sebagai kesatuan bahasa yang berfungsi sebagai unsur langsung dari kesatuan bahasa yang lebih besar. Penentuan unsur langsung tersebut didasarkan pada intonasi yang sesuai dengan makna strukturalnya.
Perbedaan frase dengan unsur sintaksis lainnya dapat dilihat dari ciri-cirinya. Berikut beberapa ciri-ciri dari frase:
1. Terbentuk dari dua kata atau lebih
2. Tidak memiliki unsur subjek dan predikat
3. Mempertahankan makna asli
Salah satu istilah lain yang memiliki kemiripan dengan frase adalah idiom atau ungkapan kata. Perlu diingat bahwa frase tidak sama dengan idiom. Frase adalah gabungan kata yang membentuk satu kesatuan makna, sedangkan idiom adalah gabungan kata yang membentuk makna baru.
Jadi, jika ada gabungan kata yang menimbulkan makna berbeda dari asal katanya, maka gabungan kata itu adalah idiom. Sebaliknya, jika ada gabungan kata yang mempertahankan makna aslinya, maka gabungan kata tersebut adalah frase.
Untuk menentukan frase dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara menyekat unsur kalimat sesuai dengan intonasinya. Bagian-bagian sekatan yang biasanya menduduki jabatan tertentu dan berupa gabungan kata merupakan frase.
Dalam menentukan keberadaan frasa di dalam sebuah kalimat kita harus memperhatikan tiga hal berikut:
1. Frase selalu berada dalam satu jabatan
2. Jabatan subjek dan predikat tidak akan membentuk frase
3. Kata kerja dan kata benda tidak akan membentuk frase
Contoh :
1. Ana/ sedang bernyanyi / di kamar mandi.
2. Tio/ membeli/ ayam kampung / untuk/ anaknya.
3. Ayah/ mengantar/ adik/ ke sekolah.
4. Paman/ membawa/ nasi bakar / untuk/ kakek.
5. Ibu/ membersihkan/ lemari pakaian / tadi pagi.
Sebuah frase endosentris memiliki inti frase yaitu unsur atau anggota frase yang pokok atau yang diterangkan. Inti frase didukung oleh unsur atributif yaitu unsur atau anggota frase yang berfungsi sebagai penjelas untuk menerangkan inti frase.
Secara umum, susunan unsur frase selalu didahului oleh unsur inti dan diikuti oleh unsur penjelas. Dengan kata lain, biasanya frase mendahulukan unsur yang diterangkan kemudian disusul dengan unsur yang menerangkan (D-M). Namun, ada juga frase yang menggunakan susunan unsur sebaliknya (M-D).
#1 Frase endosentris
Frase endosentris adalah frase yang memiliki unsur inti baik salah satu unsurnya maupun kedua unsurnya. Frase endosentris dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Endosentris koordinatif
2. Endosentris subordinatif
Frase endosentris koordinatif adalah frase endosentris yang memiliki unsur-unsur yang sama atau setara. Penggabungan unsur-unsur tersebut dapat memanfaatkan kata hubung 'atau' dan kata hubung 'dan'.
Frase endosentris subordinatif adalah frase endosentris yang memiliki unsur-unsur yang tidak sama atau tidak setara. Frase subordinatif disebut juga frase atributif. Jenis frase ini biasanya disusun berdasarkan dua struktur yaitu struktud D-M atau struktur M-D (D : unsur yang diterangkan, M : unsur yang menerangkan).
#2 Frase eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang tidak memiliki unsur inti. Frase eksosentris biasanya didahului dengan kata depan atau kata sambung. Frase eksosentris dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
1. Predikatif, contoh : minum kopi
2. Konjugntif, contoh : karena sakit
3. Preposisional, contoh : ke desa
Jika dilihat berdasarkan kelas katanya, maka frasa dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Frase benda : kata benda sebagai unsur inti
2. Frase ajektif : kata sifat sebagai unsur inti
3. Frase verbal : kata kerja sebagai unsur inti
4. Frase keterangan : kata keterangan sebagai unsur inti
Ciri-ciri Frase
Pada dasarnya, frase merupakan bentuk-bentuk bebas dari satuan bahasa yang dapat diatur dengan taksem-modulasi, modifikasi fonetis, pilihan, dan urutan. Frase berkenaan dengan pola-pola atau struktur yang terjadi karena adanya gabungan kata dengan kata atau dapat pula karena gabungan antara frase dengan frase yang memberikan makna yang dapat berupa satuan gramatikal dari gabungan kata-kata tersebut.Karena mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah kalimat, maka frase dapat disebut sebagai kesatuan bahasa yang berfungsi sebagai unsur langsung dari kesatuan bahasa yang lebih besar. Penentuan unsur langsung tersebut didasarkan pada intonasi yang sesuai dengan makna strukturalnya.
Perbedaan frase dengan unsur sintaksis lainnya dapat dilihat dari ciri-cirinya. Berikut beberapa ciri-ciri dari frase:
1. Terbentuk dari dua kata atau lebih
2. Tidak memiliki unsur subjek dan predikat
3. Mempertahankan makna asli
Salah satu istilah lain yang memiliki kemiripan dengan frase adalah idiom atau ungkapan kata. Perlu diingat bahwa frase tidak sama dengan idiom. Frase adalah gabungan kata yang membentuk satu kesatuan makna, sedangkan idiom adalah gabungan kata yang membentuk makna baru.
Jadi, jika ada gabungan kata yang menimbulkan makna berbeda dari asal katanya, maka gabungan kata itu adalah idiom. Sebaliknya, jika ada gabungan kata yang mempertahankan makna aslinya, maka gabungan kata tersebut adalah frase.
Gabungan kata | Keterangan |
Buah tangan | Idiom |
Racun tikus | Frase |
Kutu buku | Idiom |
Istri muda | Frase |
Makan hati | Idiom |
Nasi bakar | Frase |
Untuk menentukan frase dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara menyekat unsur kalimat sesuai dengan intonasinya. Bagian-bagian sekatan yang biasanya menduduki jabatan tertentu dan berupa gabungan kata merupakan frase.
Dalam menentukan keberadaan frasa di dalam sebuah kalimat kita harus memperhatikan tiga hal berikut:
1. Frase selalu berada dalam satu jabatan
2. Jabatan subjek dan predikat tidak akan membentuk frase
3. Kata kerja dan kata benda tidak akan membentuk frase
Contoh :
1. Ana/ sedang bernyanyi / di kamar mandi.
2. Tio/ membeli/ ayam kampung / untuk/ anaknya.
3. Ayah/ mengantar/ adik/ ke sekolah.
4. Paman/ membawa/ nasi bakar / untuk/ kakek.
5. Ibu/ membersihkan/ lemari pakaian / tadi pagi.
Sebuah frase endosentris memiliki inti frase yaitu unsur atau anggota frase yang pokok atau yang diterangkan. Inti frase didukung oleh unsur atributif yaitu unsur atau anggota frase yang berfungsi sebagai penjelas untuk menerangkan inti frase.
Secara umum, susunan unsur frase selalu didahului oleh unsur inti dan diikuti oleh unsur penjelas. Dengan kata lain, biasanya frase mendahulukan unsur yang diterangkan kemudian disusul dengan unsur yang menerangkan (D-M). Namun, ada juga frase yang menggunakan susunan unsur sebaliknya (M-D).
Frase | Inti Frase |
Racun tikus | Racun |
Lebih mahal | Istri |
Nasi bakar | Nasi |
Paling gemuk | Gemuk |
Kepala botak | Kepala |
Mobil mewah | Mobil |
Jenis-jenis Frase
Jenis-jenis frase dapat dibedakan berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan kelas katanya. Berdasarkan bentuknya, frase dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris.#1 Frase endosentris
Frase endosentris adalah frase yang memiliki unsur inti baik salah satu unsurnya maupun kedua unsurnya. Frase endosentris dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Endosentris koordinatif
2. Endosentris subordinatif
Frase endosentris koordinatif adalah frase endosentris yang memiliki unsur-unsur yang sama atau setara. Penggabungan unsur-unsur tersebut dapat memanfaatkan kata hubung 'atau' dan kata hubung 'dan'.
Frase | Pola Frase |
Susah payah | Sinonim |
Suka duka | Antonim |
Bersih dan teratur | Aditif |
Biru atau hijau | Alternatif |
Gunung merapi | Apositif |
Menjadi polisi | Konektif |
Frase endosentris subordinatif adalah frase endosentris yang memiliki unsur-unsur yang tidak sama atau tidak setara. Frase subordinatif disebut juga frase atributif. Jenis frase ini biasanya disusun berdasarkan dua struktur yaitu struktud D-M atau struktur M-D (D : unsur yang diterangkan, M : unsur yang menerangkan).
Frase | Struktur Frase |
Racun tikus | D-M |
Lebih mahal | M-D |
Nasi bakar | D-M |
Paling gemuk | M-D |
Kepala botak | D-M |
Mobil mewah | D-M |
#2 Frase eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang tidak memiliki unsur inti. Frase eksosentris biasanya didahului dengan kata depan atau kata sambung. Frase eksosentris dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
1. Predikatif, contoh : minum kopi
2. Konjugntif, contoh : karena sakit
3. Preposisional, contoh : ke desa
Jika dilihat berdasarkan kelas katanya, maka frasa dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Frase benda : kata benda sebagai unsur inti
2. Frase ajektif : kata sifat sebagai unsur inti
3. Frase verbal : kata kerja sebagai unsur inti
4. Frase keterangan : kata keterangan sebagai unsur inti
Frase | Jenis Frase |
Lari kencang | Verbal |
Cantik sekali | Ajektif |
Nasi goreng | Benda |
Paling gemuk | Ajektif |
Besok lusa | Keterangan |
Di pasar sore | Keterangan |
Tags:
basindo