5 Jenis Sistem Indera Pada Manusia

Sistem indera manusia dibangun oleh beberapa jenis organ indera. Organ-organ indera pada manusia dikenal dengan istilah pancaindra, yaitu indera penghidu, indera pengecap, indera penglihatan, indera pendengar dan indera peraba.

5 Jenis Sistem Indera Pada Manusia

1. Indera Penghidu

Proses menghidu (mencium atau membau) bergantung pada sel-sel reseptor yang dapat mendeteksi bahan kimia di sekitarnya. Sel-sel kemoreseptor di hidung dapat mendeteksi molekul-molekul yang terkandung di udara.

Bagian yang berperan sebagai kemoreseptor di hidung ialah sel olfaktori yang terletak di jaringan epitel olfaktori pada langit-langit rongga hidung. Sel-sel kemoreseptor bekerja secara serentak terhadap rangsangan yang datang bersamaan. Contohnya, setiap sel-sel reseptor dapat mendeteksi berbagai aroma (hidung) dan rasa (lidah) sekaligus. Sel reseptor pada oragan penghidu yang berada di rongga hidung memiliki silia (rambut-rambut). Silia tersebut merupakan perpanjangan sel reseptor yang ujungnya berada dalam mukus rongga hidung.

Bila kita menghidu suatu aroma tertentu, molekul-molekul aroma tersebut akan masuk ke dalam rongga hidung dan akan dideteksi oleh silia, kemudian partikel-partikel tersebut larut ke dalam mukus dan terikat dengan molekul reseptor pada silia. Silia tersebut akan berhubungan dengan sel alfaktori, sehingga potensial reseptor diterima oleh saraf dan diteruskan ke sistem saraf pusat oleh sel olfaktori untuk diproses, sehingga timbul persepsi-persepsi. Oleh karena itu, bukan suatu hal mustahil jika cedera pada bagian kepada dapat menghilangkan rasa penghidu.

2. Indera Pengecap

Organ yang paling erat dengan rasa pengecap ialah lidah. Orang yang berupa otot ini berperan penting pada saat mengunyah dan menelan makanan. Lidah akan mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, akhirnya mendorong makanan masuk ke faring.

Pada bagian permukaan sel pengecap pada sel komoreseptor di lidah memiliki mikrovili yang merespon berbagai jenis rasa yang berbeda. Sel pengecap ini kemudian akan berhubungan dengan banyaknya sel saraf yang akan mengirimkan impuls ke otak untuk ditanggapi.

Ketika kamu mengunyah makanan, kemungkinan uap keluar melalui faring menuju ke rongga hidung. Uap ini akan terdeteksi oleh reseptor bau, sehingga menambah cita rasa makanan tersebut. Selain itu, suhu dan sentuhan yang terdapat pada makanan akan terdeteksi oleh indera peraba. Oleh karena itu, ketiga indera tersebut, yaitu indera peraba, indera pengecap dan indera penghidu saling berkaitan di dalam otak.

Selaput lendir pada lidah selalu lembap dan pada waktu sehat, lidah akan berwarna merah jambu. Permukaan atasnya ditutupi oleh papila-papila yang terdiri dari empat jenis, yaitu:

1) Papila sirkumvalata; ialah papila terbesar, ada 8-12 yang terletak pada bagian dasar lidah yang masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. pada bagian lidah tersusun berjejer membentuk huruf V. Sekretnya akan menghilangkan bau.

2) Papila fungiformis; menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah. Bagian ujung untuk pengecap berupa sel pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papila sirkumvalata dan fungiformis.

3) Papila filiform; berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan. Selaput lendir langit-langit dan faring juga memiliki sel pengecap.

4) Papila foliata; merupakan lipatan-lipatan mukosa yang juga mengandung sel pengecap.

Indera pengecap dapat mengalami gangguan dari beberapa faktor, misalnya gangguan pada rongga mulut, lambung dan saluran pencernaan. Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan lidak tidak dapat mengecap rasa makanan atau minuman yang masuk. Gejala tersebut biasa terlihat pada perokok. Selain itu, lidah juga dapat terganggu apabila indera penghidu mengalami penyumbatan, misalnya pilek. Sehingga rasa makanan yang dikecap oleh lidak menjadi tidak enak bahkan tidak ada rasanya.

3. Indera Penglihatan

Indera penglihatan manusia berupa mata. Mata ialah suatu organ indera yang kompleks, berupa bola yang terlindung dalam tulang orbita tengkorak. Sebetulnya tidak betul-betul bulat, tetapi agak lonjong dengan garis tengah kurang lebih 2,5 cm dengan bagian depan yang berwarna bening.

3.1. Struktur Mata

Mata memiliki tiga lapisan utama, yaitu lapisan luar (kornea dan sklera), lapisan tengah (koroid, badan bersilia dan iris) dan lapisan dalam (retina dan sel-sel saraf).

1) Kornea ialah jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada di belakang mata serta membantu menfokuskan bayangan pada retina.

2) Sklera ialah pembungkus yang kuat dan menyelaput. Sklera membentuk bagian putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan kornea. Sklera berperan untuk melindungi bola mata dari kerusakan mekanis, memungkinkan melekatnya otot mata dan membantu mempertahankan bentuk bola mata.

3) Iris ialah bagian mata yang memiliki celah di tengahnya, yaitu pupil (orang-orangan). Bentuknya cakram yang dapat bergerak serta berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina dan mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.

4) Pupil atau bintik tengah yang berwarna hitam ialah celah dalam iris yang melalukan cahaya menuju retina.

5) Aquoeus humor ialah cairan berasal dari badan bersilia dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dengan kornea melalui vena halus.

6) Vitreous humor (humor bening) ialah suatu cairan bening, seperti agar-agar berwarna keputih-putihan dan penih dengan albumin. Fungsinya memberi bentuk dan kekokoha pada mata dan mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput koroid dan selaput sklerotik.

7) Lensa ialah organ pemfokus utama, berupa benda transparan bikonveks (cembung depan-belakang) yang berlapis-lapis.

8) Koroid ialah lapisan tengah yang berisi pembuluh darah. Lapisan tersebut membentuk iris yang berlubang di tengahnya (pupil). Laposan koroid yang berpigmen menggelapkan bilik tengah mata.

9) Retina ialah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut sel-sel saraf batang dan kerucut.

3.2. Reseptor Mata

Mata berfungsi menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada bagian retina. dengan perantaran serabut-serabut saraf optik, rangsangan tersebut dialihkan ke pusat kontrol visual pada otak untuk ditafsirkan.

Pada mata terdapat dua macam sel penerima cahaya, yaitu sel kerucut dan sel batang.

1) Sel kerucut mengandung pigmen fotopsin yang dapat menyerap warna. Sel kerucut terdiri atas tifa macam, yaitu sel kerucut merah, sel kerucut biru dan sel kerucut hijau.

2) Sel batang mengandung pigmen rodopsin. Sel tersebut hanya dapat membedakan cahaya terang, gelap atau redup.

3.3. Kelainan pada Mata

1) Mata juling, yaitu kelainan pada satu atau beberapa otot yang menyebabkan mata tidak dapat mengarah secara serentak.

2) Hipermetropia atau rabun jauh, yaitu kelainan ukuran atau lebar mata dari belakang sampai ke depan yang pendek atau kecil sehingga lensa memfokuskan bayangan di belakang retina.

3)  Miopia atau rabun jauh, yaitu kelainan ukuran bola mata dari belakang sampai ke depan yang melebihi normal, sehingga lensa memfokuskan bayangan di depan retina.

4) Astigmatisme, yaitu kesalahan arah rambat gelombang cahaya yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada garis-garis retina dan bukan pada titik-titik tajam.

5) Presbiopia, yaitu gangguan penglihatan berupa kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang lanjut usia.

6) Katarak, yaitu kekeruhan pada lensa yang dapat menyerang sebagian ataupun keseluruhan lensa. Katarak paling sering disebabkan oleh penuaan, penyebab yang lain berupa cedera, penyakit dan faktor keturunan.

4. Indera Pendengaran

Pendengaran memungkinkan kita mendeteksi dan menginterpretasikan gelombang suara. Organ pendengaran ialah telinga. Mekanisme reseptor dasar berupa sel-sel rambut.

4.1. Struktur Telinga

Struktur telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu luar, tengah dan dalam. Berikut ini penjelasan bagian-bagian telinga sebagai berikut.

1) Telinga bagian luar, ialah bagian telinga yang tampak dari luar dan berfungsi mengumpulan suara yang langsung dikirim ke bagian tengah.

2) Telinga bagian dalam, terdiri atas organ-organ perasa untuk mendengar dan untuk keseimbangan.

3) Telinga bagian tengah, ialah suatu ruangan yang terletak dalam bagian petrous dari tulang temporal. Struktur telinga bagian tengah tersebut memungkinkan adanya pengumpulan suara dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.

4.2. Proses Pendengaran

Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju tulang landasan dan sanggurdi, melalui tulang martil yang terkait pada membran itu, Akibatnya gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang itu sendiri, maka tulang tersebut memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibuli menuju perilimfa. Getarab perilimfa dialihkan melalui membran menuju endolimfa dalam saluran koklea. Rangsangan terus mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ Corti, untuk kemudian dihantarkan menuju otak oleh saraf auditori.

4.3 Kesimbangan

Saraf vestibula yang tersebar hingga salurang setengah lingkaran menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-implus tersebut dibangkitkan dalam tiga saluran setengah lingkaran karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam saluran tersebut. hal tersebut memiliki hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila didorong sekonyong-konyong ke arah satu sisi, maka kepala orang tersebut cenderung untuk miring ke arah lain atau berlawanan dengan arah badan yang didorong. Mekanisme tersebut berguna untuk mempertahankan keseimbangan dan posisi berdiri, pengaturan berat dan dan dapat menghindari jatuhnya badan.

4.4. Gangguan pada Telinga

Gangguan pada telinga dapat terjadi di berbagai bagian. Pada bagian tengah dapat terjadi ostitis media atau infeksi telinga tengah. Gangguan tersebut dapat dialami oleh penderita yang terserang influensa, campak dan sinusitis.

Pada telinga bagian dalam ada dua kemungkinan gangguan. Pertama, labirinitis yang biasanya disebabkan oleh menjalarnya infeksi dari telingah tengah. Kedua, penyakit meniere dengan gelajanya berupa tumbulnya serangan pusing mendadak disertai tulu.

5. Indera Peraba

Indera peraba pada manusia berupa kulit. Kulit pada ujung jari memiliki beragaram tipe reseptor untuk peka terhadap berbagai jenis rangsangan. Hasilnya saat menyentuh sesuatu, kamu dapat merasakan bahwa objek tersebut kasar atau halus, panas atau dingin dan keras atau lunak.

Jenis-jenis reseptor yang terdapat pada kulit, diantaranya mekanoresptor, noisptor, proprioseptor dan termoreseptor. Mekanoresptor ialah reseptor yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, gerakan dan getaran. Noisptor ialah reseptor yang peka terhadap rasa sakit. Proprioseptor ialah reseptor yang terdapat pada daerah otot rangka dan tendon. Termoreseptor ialah reseptor yang peka terhadap rangsangan suhu panas dan dingin.
Jeger
Jeger
Suka Berbagi, Suka Belajar, Juga Suka Kamu, Iya Kamu!
Link copied to clipboard.