Contoh Soal Membandingkan Nilai dengan Kehidupan Sehari-hari

Contoh Soal Membandingkan Nilai dengan Kehidupan Sehari-hariCerpen adalah hasil karya penulis yang memadukan fakta dalam hidup dan imajinasi. Setiap cerpen memiliki unsur ekstrinsik berupa nilai-nilai yang diungkapkan oleh pengarang melalui karyanya secara tersirat. Oleh karena itu, kita harus bisa membandingkan nilai-nilai pada cerpen dengan kehidupan kita sehari-hari.
      Membaca cerpen bukan hanya membaca kisah hidup manusia, melainkan membaca juga latar cerita. Cerpen memiliki pemaparan latar cerita yang menggambarkan keterangan waktu, tempat, dan suasananya, baik suasana emosional, alamiah, maupun sosia budaya. Oleh karena itu, kita tidak hanya memperhatikan tokoh dan alur cerita saja.
      Pembaca dapat menemukan berbagai nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat tersebut, melalui penggambaran latar suasana social budaya masyarakat tempat tokoh hidup. Nilai-nilai ini tercermin dari tingkah laku dan tindakan tokoh, kebiasaan tokoh, dan sikap pikiran tokoh saat menghadapi masalah serta berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya. Nilai-nilai ini bentuknya tersirat yang sangat bermanfaat untuk kehidupan pembacanya. Cerpen bukan hanya hiburan, tetapi sebagai sarana pendidikan pembaca. Nilai-nilai kehidupan ini antara lain:
1) Nilai moral 
Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan hati nurani yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dengan sesamanya.Nilai moral berisi juga pengajaran hal-hal susila. Nilai ini seperti, menghormati orang tua, menghormati orang lain, santun kepada sesama, dan sebagainya. 
2) Nilai agama
Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada Tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya, seperti, berbuat baik kepada sesama manusia, bertobat, beribadah, menyembah Tuhan dan sebagainya. Hal ini merupakan nilai secara pribadi antara pengarang dengan Tuhan, dan masyarakat dengan Tuhan. Semua ini tergambar jelas dari karya cerpen yang diciptakan walaupun disampaikan secara tersirat.
3) Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan kehidupan antar sesama manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya. Dalam karya cerpen itulah akan tergambar kehidupan sosial saat karya tersebut diciptakan. Kehidupan sosial akan tergambar secara rinci, karena tidak bisa dilepaskan dari jiwa dan masyarakat pengarangnya. Misalnya, budaya bergotong-royong. 
4) Nilai budaya
Nilai budaya adalah nilai yang berhubungan dengan kebiasaaan yang berlaku di masyarakat dan telah lama digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya kenduri, selamatan, upacara adat perkawinan, dan sebagainya.
     Setiap masyarakat memiliki budaya yang berbeda-beda. Masyarakat Indonesia memiliki perbedaan dengan masyarakat di luar negeri. Perbedaan itu antara lain terdapat pada bahasa, adat istiadat, sistem nilai, serta kebudayaan-kebudayaan lainnya. Misalnya dalam hal keramahtamahan bangsa Indonesia sama dengan bangsa Perancis, begitu sama dalam etos kerja dengan bangsa Thailand, dan semangat keagamaan sama dengan bangsa Arab. 
5) Nilai Politik
Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat, berkaitan juga dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Nilai ini pun dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara. Misalnya, pemilihan kepala daerah, kebijakan-kebijakan pemerintah, masalah keamanan negara, dan sebagainya.
     Cerpen diciptakan dengan maksud dan tujuan. Misalnya, sarana bagi pengarang mengekspresikan pikiran dan perasaan dan mengungkapkan pandangan, gagasan, harapan hidupnya. Hal-hal yang diungkapkan pengarang dalam menciptakan cerpennya merupakan hasil cerminan atas apa yang dialaminya, dilihatnya, dirasakannya, dan diharapkannya dari kehidupan di dunia ini. Gambaran dan cerminan kehidupan nyata. Pemilihan unsur intrinsik merupakan gambaran kehidupan sehari-hari, yaitu gambaran realitas sosial yang ada di masyarakat.

Contoh Soal Membandingkan Nilai dengan Kehidupan Sehari-hari

Firasat hanyalah tanda. Tanda tak selamanya menggambarkan peristiwa. Pertemuan dua keluarga sebagai awal mula proses pernikahan antara Galang dan Shafira, berjalan lancar. Tidak ada hal yang dicemaskan oleh Shafira. Galang tidak lupa membawa peningset, berupa cincin dan kalung emas, serta beberapa buah tangan berupa kue tradisional dan buah segar. Sebaliknya sebagai isen keranjang, bingkisan balasan dari keluarga Shafira, disiapkan jadah dari ketan pulen, dodol krasi kan, dan pisang raja hasil kebun sendiri. Berbalas bingkisan hal wajar saat proses nembung, lamaran.
      Shafira tersenyum. Pipinya merona bahagia. Keluarga Galang pulang membawa rencana pernikahan indah. Shafira pun demikian. Firasat buruk beberapa jam lalu menguasai pikirannya lenyap dan tergantikan dengan bayangan yang indah. Menjadi istri Galang, menjadi ibu, dan berbakti kepada suami.
Firasat karya Fahdiant Uge
Mitos yang timbul di masyarakat berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ....
Penduduk kampung di pinggir hutan itu terkejut ketika mendengar teriak ketakutan seorang anak yang bertemu harimau. Belakangan penduduk kampung itu memang cemas karena seekor harimau terlihat berkeliaran. Dengan membawa bermacam senjata, mereka segera berlarian hendak menyelamatkan. Tak jauh dari hutan, mereka melihat anak yang berteriak minta tolong itu. Tak ada harimau, karena anak itu memang hanya memperdaya seluruh penduduk. Ia memang dikenal anak nakal yang suka iseng dan menipu.
Hari Baik untuk Penipu karya Agus Noor
Rasa tolong menolong sebagai nilai masyarakat berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ….
Saat kami tiba di lapangan, langit berwarna violet gelap. Azan dari masjid menggema, bersahut-sahutan. Capung-capung terbang di atas ujung runcing ilalang. Berbeda dengan sebagian besar capung yang berwana hijau, beberapa dari mereka berwarna merah. Mereka tampak benar-benar indah.
Angin bertiup malas, menggerakkan ilalang ke kiri dan ke kanan, kiri dan kanan. Angin membawa bau daun terbakar. Gemerisik daun kelapa membuatku mengantuk.
Seekor Capung Merah karya Rilda A. Oe Taneko
Kalimat yang berhubungan dengan nilai agama dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan kutipan di atas yaitu ....
Kian lama jalan kian sempit dan rumah tambah padat. Jalan yang menyusut, ataukah kampung yang mengembung? Seharusnya kami ke sini naik perahu, dan memang begitulah dulu kehidupan warga di sini, kata Hajrin. Sungai sebagai ”jalan utama” dicapai dari berbagai arah, langsung dari tangga rumah. Air membawa mereka pergi lebih jauh ke hulu atau kuala. Hajrin tahu banyak kehidupan di sini karena ayahnya salah seorang manusia rawa yang sukses berdagang kayu, dan ketika kayu surut ia membuka gudang sewaan di Surabaya. Sebelumnya ia punya kapal dagang pemasok kebutuhan pokok ke pedalaman. Jalan raya kemudian dibuat, meski seadanya, sebagaimana yang kulihat, tapi cukup membelah dunia air, seperti tongkat Musa. Perahu dan kapal-kapal kian semu, seolah dalam pusaran sihir maya. Sebaliknya, bayangan ”dunia antara” makin kentara; antara air dan darat – yang cair dan mengalir, yang keras dan mampat!
Kota Rawa karya Raudal Tanjung Banua
Perubahan nilai dan kehidupan sosial yang terungkap pada kutipan cerpen di atas adalah ....
Saat Kiai Madrikun turun dari mobil mewahnya, orang-orang yang menunggunya sudah berjubel, berebut untuk mencium tangannya. Semakin tangan kiai disembunyikan, semakin ramai orang yang berebut, berdesak-desakan sampai ada yang jatuh. Ia sebenarnya tidak sealim kiai-kiai lain di daerah itu, tapi ia punya keistimewaan. Selain pandai berpidato, Kiai Madrikun juga dikenal sebagai ahli pengobatan alternatif. Pesantren yang dirintisnya lima tahun lalu kini telah menjadi pesantren paling berpengaruh di daerah itu.
      Bangunan pesantren berdiri megah di tengah kerumunan rumah-rumah reyot. Ada tiga gedung bertingkat dan semuanya berlantai marmer. Maka wajar saja, nama Kiai Madrikun begitu melejit, selalu menjadi buah bibir. Tak hanya di daerahnya, ia juga tersohor hingga pelosok-pelosok. Tak jarang beberapa pejabat dari pusat selalu menyempatkan sowan, minta doa dan restu pada Kiai Madrikun. 
Kiai Madrikun karya Aguk Irawan MN
Nilai agama yang masih dipegang teguh masyarakat berdasarkan kutipan cerpen di atas yaitu ....
Els dan San mengikuti makelar ke ruang duduk. Ruang itu terlihat seperti kapal pecah. Sepasang orang tua pemilik rumah duduk di sofa, di antara pakaian yang tersampir sembarangan dan bergunduk-gunduk. Lukisan dan buku-buku berserak di lantai, sementara beberapa patung-patung kristal berjajar di dekat kardus-kardus yang juga berantakan. Walau begitu, ruangan itu tidak meruapkan bau lembab, bau anjing basah, bau perpustakaan tua, atau bau susu basi, segala bau yang ada pada beberapa rumah lain yang sudah dikunjungi Els dan San. Udara di rumah itu terasa segar.
     Rumah itu—sebuah maisonette apartemen tiga kamar, bercat cokelat, berlantai tiga (termasuk loteng), bernomor tiga belas dan berkode pos LA1 3EQ—adalah rumah ketiga belas yang San dan Els datangi. Dari rumah-rumah lain yang juga dijual di Swan Yard, Els paling suka posisi rumah itu: terletak tepat di tepi kanal dan berseberangan dengan katedral.
Penghuni Swan Yard karya Rilda A. Oe Taneko
Unsur intrinsik yang dominan menggambarkan nilai budaya pada kutipan cerpen di atas yaitu ....
Saban sore Tin mencari kangkung di rawa dekat ladang ubi milik Lom. Kangkung-kangkung itu akan dijualnya kepada Bon pemilik warung yang menjual segala macam jenis sayuran. Itulah satu-satunya mata pencaharian Tin. Tidak hanya Tin, Lom juga menjual daun ubi miliknya kepada Bon.
      Antara Lom dan Tin tidak pernah bertegur sapa, meskipun mereka sering bertemu di ladang dan di warung Bon. Mereka hanya bersitatap sejenak, kemudian mengarahkan pandangan masing-masing. Tentu saja Lom takut untuk menyapa Tin karena Jon.
Lelaki Pohon Ubi Kayu karya Muftirom Fauzi Aruani
Nilai-nilai yang tidak patut berdasarkan penggalan cerpen di atas yaitu ....
Maukah kau kuberi tahu sebuah rahasia?
Kalau begitu, mari, duduklah di sini. Di dekatku. Sebab, ini rahasia antara kau dan aku saja. Jangan sampai ada orang lain yang menguping. Sebab, itu berarti kematian bagi kita.
Baiklah, kumulai saja cerita ini.
      Kau lihat, orang-orang yang lalu-lalang di koridor itu? Pasien-pasien yang diusung menuju ruang ICU, beberapa pasti kau kenal baik, bukan? Ya. Para pemimpin, birokrat, orang-orang penting di negerimu, mereka yang mencari dan mencuri perhatian dengan jauh-jauh berobat ke sini. Tahukah kau, apa sebenarnya yang dilakukan oleh dokter kami pada mereka? Dokter-dokter itu sesungguhnya sedang memasang chip pada otak mereka.
Dunia Angka karya Wina Bojonegoro
Nilai politik yang menggambarkan pemimpin berdasarkan penggalan cerpen di atas adalah ....
(1) Sepeninggal mereka, entah kenapa perasaanku begitu resah. (2) Aku mencoba mengusirnya dengan mengerjakan pekerjaan rutinku: menyapu, mencuci, membersihkan kamar, dan banyak lagi. (3) Ya, itulah yang harus kukerjakan, tentu saja. (4) Apalagi, pembantu di rumah kakakku sudah seminggu ini pamit pulang ke desa.
Lukisan Pelangi Ama karya Y Agusta Akhir
Berikut ini kalimat yang terdapat nilai budaya, yaitu ….
Sudah sekian bulan hujan tak turun. Banyak sumber air yang mengering, tanah rengkah, sawah-sawah mengeras, jalan penuh debu, bara di bawah gambut kembali muncul dan menimbulkan asap di mana-mana. Di tempat lain, kau selalu mengatakan, banyak pengusaha perkebunan memanfaatkan kemarau dengan membuka lahan, menebang hutan, membakarnya. Asap yang kemudian menyerbu masuk kota, yang membawamu terus berkelana dari gang-gang sempit, ke mal-mal yang menjulang, juga toko buku itu, tempat pertama kali aku melihatmu melintas di depannya.
Yang Datang dari Negeri Asap karya Hary B Kori’un
Nilai moral pengusaha menurut cuplikan cerpen di atas adalah ....
Jeger
Jeger
Suka Berbagi, Suka Belajar, Juga Suka Kamu, Iya Kamu!
Link copied to clipboard.