Alergi : Pengertian, Penyebab, Reaksi, Tipe, Tanda

A. PENGERTIAN ALERGI
Alergi adalah suatu keadaan dimana seseorang menjadi lebih rentan terhadap suatu hal daripada orang yang lain. Misalnya seseorang yang mengidap alergi udang, maka tubuh orang tersebut akan bereaksi ketika makan udang dan akan menimbulkan reaksi alergi dalam berbagai bentuk, sedangkan bagi orang lain yang tidak mengidap alergi udang, maka tidak timbul reaksi alergi jika memakan udang.
Artikel Penunjang : Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), alergi adalah perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit atau keadaan sangat peka terhadap keadaan tertentu. secara medis, alergi adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana seseorang menjadi lebih sensitive dalam bereaksi terhadap imunnya terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (pembentuk sistem imun). Orang yang mengidap sifat tersebut disebut dengan atopik, sedangkan zat-zat yang menyebabkan hipersensitive (lebih sensitive) adalah allergen.

Sistem kekebalan tubuh seseorang berfungsi untuk menghasilkan antibody untuk melawan zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi, bagi orang yang atopik, antibody ini juga dibentuk untuk melawan zat-zat yang tidak berbahaya. Reaksi yang terjadi dapat berupa mata gatal, kulit ruam, pilek, sesak napas, diare, dan gatal-gatal.
Pada saat pertama sekali kontak dengan zat allergen, maka tidak langsung timbul reaksi alergi. Akan tetapi, rekasi alergi akan timbul pada kontak yang selanjutnya setelah antibody dari zat tersebut terbentuk. Hal ini dinamakan dengan sensitisasi.
Pengertian Alergi, Jenis Alergi, Tipe Alergi, Penyebab Alergi, Tanda Alergi, Reaksi Alergi
PENGERTIAN, PENYEBAB, DAN JENIS TIPE REAKSI ALERGI
B. REAKSI ALERGI
Saat pertama sekali zat allergen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh seseorang yang mengidap sifat atopic tidak akan langsung mengalami reaksi. Tubuh akan terlebih dahulu membentuk antibody berjenis IgE untuk zat tersebut. Tubuh membentuk antibody karena menganggap zat tersebut berbahaya bagi tubub orang tersebut. Proses ini dinamakan dengan sensitisasi.

Jika suatu waktu zat yang telah tersensitisasi tadi kembali masuk ke dalam tubuh orang tersebut, maka barulah timbul reaksi alergi. Antibody yang dibentuk oleh sel darah putih yang bernama limfosit mencoba untuk melawan zat tersebut karena dianggap membahayakan tubuh. Akhirnya, mekanisme perlawanan ini akan merangsang sel mast untuk menimbulkan berbagai macam reaksi seperti yang telah disebutkan di atas.

Bagaimana sel mast dapat menimbulkan reaksi alergi? Jawabnya adalah ketika sel mast diaktifkan, maka sel mast akan mengeluarkan zat-zat kimia seperti histamin, prostaglandin, dan leukotrin. Zat-zat kimia inilah yang menyebabkan berbagai macam reaksi alergi yang tampak pada tubuh.

C. TIPE TIPE ALERGI
Tubuh seseorang dengan orang yang lain dalam menghadapi zat allergen serta pengaruhnya yang timbul pada tubuh dapat berbeda-beda. Secara umum, para ahli telah membagi tipe alergi menjadi 4 jenis, yaitu :

1. Anafilaksis (Hipersensitivitas Tipe I)
Anafilaksis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kebalikan dari perlindungan. Seseorang dikatakan terkena anafilaksis jika pada saat terkena kontak dengan zat allergen, maka tubuhnya akan merespon cepat dengan menurunkan tekanan darah, napas menjadi susah, dan pilek. Jadi, anafilaksis atau dalam istilah medis disebut dengan reaksi hipersensitifitas tipe 1 adalah reaksi alergi yang berlangsung dengan cepat.
Reaksi Anafilaksis
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE I
Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dapat membahayakan tubuh karena dapat terjadi shok. Reaksi anafilaksis merupakan reaksi yang paling sering ditemukan. Mekanisme umum dari reaksi anafilaksis adalah :
  • Allergen berikatan dengan antobodi IgE
  • Sel mast dan basophil mengeluarkan amina vasoaktif dan zat kimia lainnya
  • Timbul reaksi alergi

2. Sitotoksik(Hipersensitivitas Tipe II)
Reaksi ini juga disebut dengan reaksi hipersensitifitas tipe 2. Reaksi ini disebabkan karena antibody Imunoglobulin (IgG) dan immunoglobulin (IgE) keluar untuk melawan zat asing yang masuk pada permukaan sel dan matriks ekstraselular (ruang di luar sel). Kerusakan yang ditimbulkan akan terbatas pada sel atau jaringan yang secar alangsung berhubungan dengan zat asing tersebut.
Reaksi Alergi Hipersensitivitas Tipe II
REAKSI ALERGI HIPERSENSITIVITAS TIPE II
Mekanisme singkat mengapa terjadinya reaksi sitotoksik atau hipersensitifitas tipe 2 adalah sebagai berikut :
  • IgG dan IgM berikatan dengan antigen (zat asing) di permukaan sel
  • Terjadi fagositosis (perlawanan dengan cara memakan) atau lisis (penghancuran) sel target oleh zat kimia seperti komplemen, ADCC, dan atua antibody
  • Pengeluaran mediator kimiawi tubuh
  • Timbul reaksi alergi seperti anemia hemolitik, eritoblastolis fetalis, sindrom Good Pasture atau pemvigus vulgaris
3. Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi alergi yang satu ini merupakan reaksi yang disebabkan oleh kompleks imun. hal tersebut disebabkan oleh adanya pengendapan kompleks antigen-antibodi yang kecil dan terlarut di dalam jaringan tubuh. Hal ini ditandai dengan timbulnya inflamasi atau peradangan.
Reaksi Alergi Hipersensitivitas TIpe III
REAKSI ALERGI HIPERSENSITIVITAS TIPE III
Pengendapan antigen-antobodi secara terus menerus itu sebenarnya pada orang yang normal tidak terjadi, dikarenakan pada orang normal, antibody yang dihasilkan akan seimbangn dengan antigen yang masuk. Namun, pada orang yang mengidap reaksi alergi jenis ini, produksi antibody menjadi tidak seimbang. Pengendapan ini akan menyebabkan persebaran di beberap aorgan, seperti kulit, ginjal, paru-paru, sendi, dan otak.
Secara ringkas, mekanisme umum reaksi hipersensitifitas tipe 3 adalah sebagai berikut :
  • Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang sulit untuk difagositosis
  • Mengaktifkan sistem komplemen
  • Menarik perhatian sel neutrophil
  • Pelepasan enzim lisosom
  • Pengeluaran mediator kimiawi tubuh
  • Timbul reaksi
4. Hipersensitifitas Tipe IV
Reaksi ini juga dikenal dengan istilah reaksi laergi yang diperantarai oleh sel atau rekasi laergi tipe lambat. Reaksi ini dpaat terjadi disebbakan oleh adanya pengrusakan yang dilakukan oleh sel T dan makrofag. Daerah yang terkena paparan membutuhkan waktu yang lama untuk mengaktifkan sel T, sitokin, dan kemokin, serta pengumpulan makrofag dan leukosit yang lain.
Artikel Penunjang : Leukosit : Pengertian, Struktur, Fungsi 
Reaksi Alergi Hipersensitivitas Tipe IV
REAKSI ALERGI HIPERSENSITIVITAS TIPE IV
Mekanisme reaksi hipersensitifitas tipe 4 secara umum adalah :
  • Sel darah putih limfosit T tersensitisasi
  • Pelepasan sitokin dan mediator lainnya yang diperantarai oleh sel T
  • Timbul reaksi alergi seperti tuberculosis, dermatitis kontak dan reaksi penolakan transplantasi.
D. PENYEBAB ALERGI
1. Makanan
Sebenarnya, ada banyak jenis makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi, namun, yang paling umum adalah susu sapi, kedelai, telur, gandum, kacang tanah, ikan, dan udang. Makanan-makanan tersebut adalah penyebab alergi sebesar 90 %.

2. Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia seperti latex dapat menyebabkan reaksi alergi. Biasanya, zat-zat kimia ini menyebabkan reaksi alergi jika bersinggungan atau terkena kulit. Keadaan ini dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan eksim atau dermatitis kontak alergica. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat berupa pembengkakan, merah, gatal, dan panas pada kulit.

3. Keturunan
Alergi dapat menurun dari orang tua atau keluarga yang lainnya. Pada anak kembar identik, persentase untuk laergi dengan zat yang sama adalah 70 %, sedangkan yang kembar tidak identic, hanya 40 % saja.
Alergi yang diturunkan oleh orang tuanya dengan tingkat resiko adalah sebagai berikut :
  • Kedua orang tua tidak mengidap alergi, maka anak-anaknya tetap memiliki kemungkinan alergi sebesar 15 %
  • Jika salah satu orang tua mengidap alergi, maka kemungkinan anak-anak mengidap alergi naik menjadi 20-40 %
  • Jika kedua orang tua mengidap alergi, maka kemungkinan anaknya mengidap alergi adalah 60-80 %.

4. Debu dan bulu binatang
5. Formalin
6. Serbuk Bunga
7. Jamur
8. Obat-Obatan tertentu

E. TANDA TANDA ALERGI
1. bersin-bersin, sulit untuk bernapas, dan hidung berair (pilek)
2. muka tampak bengkak
3. sakit perut, diare, mual dan muntah
4. sakit kepala dan mata berkunang-kunang
5. detak jantung meningkat, penurunan tekanan darah, syok, dan hilang kesadaran
6. kulit gatal, bengkak, merah, dan panas
Bersin, Gatal, Ruam Merah, Sesak Napas, Hidung Berair
TANDA - TANDA ALERGI
F. PENCEGAHAN ALERGI
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya reaksi alergi pada tubuh kita, namun yang paling mudah adalah menghindari kontak langsung terhadap zat asing yang menjadi sumber zat allergen bagi diri kita sendiri. 
Beberapa hal tersebut adalah :
  1. Menjaga kebersihan tubuh
  2. Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak menumpuk sampah, rain membersihkan debu-debu di dalam rumah, dan lain-lain
  3. Jangan menggunakan parfum berlebihan dan juga obat antinyamuk semprot
  4. Gunakan kasur dan bantal dari bahan busa
  5. Rajin mencuci sprei dan bahan katun lain minimal seminggu sekali
  6. Pendingin udara (AC) tidak boleh terlalu dingin
  7. Sering melakukan konsultasi dengan pakar atau spesialis alergi
Jeger
Jeger
Suka Berbagi, Suka Belajar, Juga Suka Kamu, Iya Kamu!
Tags:
biologi
Link copied to clipboard.